Rabu, 10 Februari 2016

Curhat Menyedihkan Seorang Wanita yang Gagal Nikah Setelah 5 Tahun Pacaran


Aku mencintainya, 5 tahun lebih berlalu aku menemaninya, ketika sedih maupun senang, kuberikan cintaku dan hidupku sepenuhnya, 5 tahun lebih berlalu, dan tiba saatnya kami membicarakan tentang pernikahan kami tepat saat setelah lebaran, masih kuingat di mana dan kapan hal yang kutunggu itu dibicarakan.Kita berkeliling di rumah saudaranya dan kami katakan bahwa kita akan menikah dalam waktu dekat ini.
Tapi takdir berkehendak lain, aku ingat saat terakhir dia katakan akan bekerja di luar kota tempat tinggal kami, dia berkata akan menabung untuk biaya nikah kami yang berlangsung tahun ini.
Dan sesuatu yang paling menyadihkan akhirnya terjadi.
Seminggu setelah dia berada di kota lain, tiba-tiba dia memutuskan silarurahim kami, dia memblokir semua media sosial yang biasa kami gunakan untuk berkomunikasi, begitu pula keluarganya, semua telah diblokir, beberapa hari sebelum ini terjadi tak nampak sedikitpun ada masalah dalam hubungan kami.
Semua berjalan seperti biasanya, kami saling mengirim pesan menceritakan keseharian masing-masing. Saat aku telusuri dari beberapa SMS terakhirnya, bahasa pesannya tak seperti biasa, seperti orang lain yang mengetik beberapa pesan tersebut, karena bartahun tahun kami bersama, tak pernah meninggalkan satu sama lain, saya sangat mengenalinya dan dia sangat mengenali saya.
Hal yang paling menyakitkan ketika dia berkata dia tak akan menikahi saya, karena saya membawa hal buruk kepadanya, karena selama bertahun-tahun dengan saya dia tak menjadi lebih baik. Badan ini, tubuh ini, terasa melayang saat aku baca kalimat tersebut. Seakan gravitasi tak menahanku berdiri, seakan tubuh ini melayang, fikiran ini entah terbang ke mana, badan terasa lemas dan dada terasa ditekan dengan alat berat.
Bagaimana tidak, sehari sebelumnya tak terjadi apa-apa, tiba-tiba malam itu terjadi dengan tanpa ada tanda-tanda. Dia bahkan mengancamku jika aku menanyakan ini kepada keluarganya dia tak akan pulang ke kota kami dan tak akan memaafkanku. Aku sempat berfikir apa salahku sehingga dia menganggap remeh pernikahan kami, menghinakanku, jika pernikahan kami batalpun setidaknya bisa mengkonfirmasi kepada kuargaku dengan cara kekeluargaan.
Aku tak pernah berfikir hal seperti ini akan menimpaku jika aku lihat keseharian kami yang begitu penuh cinta. Jangankan menangis, bersedihpun dia tak akan membiarkanku, aku berfikir hal seperti ini hanya ada di sinetron-sinetron saja, dan jikapun ada pasti hanya 1 banding 1000 yang melakukan hal ini, dan tenyata angka 1 itu adalah aku. Dan masih kuingat ketika aku bertanya apakah dia telah mencintai wanita lain?
Dia menjawab jika aku mencintai wanita lain dia hanya sadar diri siapa dia. Aku berfikir mungkin dia telah mencintai wanita lain hanya dalam waktu 1 minggu, mungkin dia telah mencintai orang lain yang telah dia anggap lebih baik dariku.
Terakhir aku berkata jika kau benar-benar ingin menjadi lebih baik menikahlah kita besok, karena aku mempunyai tabungan kalau hanya untuk ijab dan syukuran, agar Allah memudahkan rizki kami, agar Allah memudahkan jalan kami, tapi apa mau dikata, jika hati tak lagi mencinta jika hati mudah tergoda, impian bertahun-tahun pun akan sirna.
Ah sudahlah inilah yang dikatakan tidak berjodoh, sedekat apapun dengan pernikahan yang sudah ditetapkan jika tak berjodoh mau dikata apa. Mungkin Allah sedang merencanakanku menikah dengan laki-laki yang tak merendahkanku, mungkin Allah sedang merencanakan agar aku lebih bersabar dan diperlihatkan bahwa dia adalah orang yang lari tak bertanggungjawab.
Dan seharusnya aku beruntung, ini terjadi sebelum pernikahan kami yang akan berlangsung dalam hitungan bulan. Untukmu yang meninggalkanku, aku baik-baik saja.
Jadikanlah ini pelajaran bagimu wahai pembaca yang dirahmati Allah, selama apapun kalian bersama, bahkan sekalipun kalian menyebar berita bahwa akan menikah tahun ini, sekalipun orangtua dari pasanganmu menemuimu untuk membicarakan pernikahan. Janganlah kau terlalu menganggab serius sebelum kalian benar-benar disatukan dalam pernikahan.

CINTAMU KEPADA SESUATU MENJADIKANMU BUTA DAN TULI

Dahulu, tatkala hubungan antara anda dengannya terlarang dalam agama, maka setan berusaha sekuat tenaga untuk mengaburkan pandangan dan akal sehat anda, sehingga anda hanyut oleh badai asmara.
Karena anda hanyut dalam badai asmara haram, maka mata anda menjadi buta dan telinga anda menjadi tuli, sehingga andapun bersemboyan: Cinta itu buta. Dalam pepatah arab dinyatakan:

حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ
Cintamu kepada sesuatu, menjadikanmu buta dan tuli.

Akan tetapi setelah hubungan antara anda berdua telah halal, maka spontan setan menyibak tabirnya, dan berbalik arah. Setan tidak lagi membentangkan tabir di mata anda, setan malah berusaha membendung badai asmara yang telah menggelora dalam jiwa anda.
Saat itulah, anda mulai menemukan jati diri pasangan anda seperti apa adanya. Saat itu anda mulai menyadari bahwa hubungan dengan pasangan anda tidak hanya sebatas urusan paras wajah, kedudukan sosial, harta benda.
Anda mulai menyadari bahwa hubungan suami-istri ternyata lebih luas dari sekedar paras wajah atau kedudukan dan harta kekayaan. Terlebih lagi, setan telah berbalik arah, dan berusaha sekuat tenaga untuk memisahkan antara anda berdua dengan perceraian:

فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ. البقرة 102
“Maka mereka mempelajari dari Harut dan Marut (nama dua setan) itu apa yang dengannya mereka dapat menceraikan (memisahkan) antara seorang (suami) dari istrinya.” (Qs. Al Baqarah: 102)

Mungkin anda bertanya, lalu bagaimana saya harus bersikap?
Bersikaplah sewajarnya dan senantiasa gunakan nalar sehat dan hati nurani anda. Dengan demikian, tabir asmara tidak menjadikan pandangan anda kabur dan anda tidak mudah hanyut oleh bualan dusta dan janji-janji palsu.
Mungkin anda kembali bertanya: Bila demikian adanya, siapakah yang sebenarnya layak untuk mendapatkan cinta suci saya? Kepada siapakah saya harus menambatkan tali cinta saya?
Simaklah jawabannya dari Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam:

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ. متفق عليه
“Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih)

Dan pada hadits lain beliau bersabda:

إِذَا خَطَ.بَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ. رواه الترمذي وغيره
“Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)

Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan senantiasa bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput.
BERDAKWAH

TERUNTUK SEKEPING HATIKU

SayangQ..
Entah darimana aku harus menyusun kata untuk mengungkap segala sedu sedan & perasaan yang terdalam..bersandar dalam hangat pelukmu sebagai ungkapan terima kasihku padamu yang tiada taranya.

SayangQ..
Saatku kehilangan kasih sayang dalam kesendirian–Saat cahaya iman pun redup & bersinar tiada pasti–Saatku tertatih-tatih dalam lemahnya imanku–Saatku merasa tak punya siapa-siapa kecuali pada Allah tempatku kembali bersujud–Saat rasa bosan, lelah tuk menjalani hidup yang menderaku serta penyesalan atas semua dosa yang tak terbendung oleh ruang & waktu–Hadirmu memberikan seberkas cahaya di kelamnya diriku dari rasa simpati & kasih sayangmu. Rasanya tak pantas dalam lemahnya iman & hinanya diriku menjadi cahaya kecil dalam hidupmu.

SayangQ..
Perjalanan hidup yang panjang & membutuhkan perubahan membuatku sadar untuk bisa meraih hidayah & keikhlasan-Nya. Aq memang bukan dari wanita yang sempurna imannya karna sampai kapan pun aq jua tak bisa menjadi yang sempurna.Kuakui diriku tak berarti apa-apa di hadapan-Nya dengan dangkalnya iman & kurangnya akhlak baik yang kupersembahkan untuk-Nya. Karna aq hanya manusia kecil yang mengharap secercah cahaya yang mampu menerangi dalam setiap langkah hidupku–yang mampu menuntunku, menguatkan iman & kelemahan hatiku–Aku inginkan kau mampu membantuku untuk menguatkan hatiku dengan kelembutan kasih sayangmu–

SayangQ..
Hatiku pun mudah patah & rapuh saat ku tak jelas melukiskan kata hati yang penuh dengan asa & rasa yang ada–dalam kelembutan & tatapan sayangmu membuatku slalu ingin menjaga keindahan & ketenangan dalam hatiku–yang mampu memberikan kekuatan dalam diri ini tuk bisa bangun dari mimpi yang sia-sia

SayangQ..
Maafkan aku..bila kehadiranku dalam hidupmu membuatmu harus berjuang keras mengubah segala sesuatu yang ada dalam diriku. Setiap doa & tetesan airmatamu menghadirkan gejolak dalam jiwaku yang kosong & tak berarti. Arti hadirmu tlah bersemanyam dalam jiwa & hatiku–Bila hati ini tak menentu entah kemana lagi akan kucari..Aku memang batu yang merindukan tetesan jernihnya air yang mampu mengikiskan kerasnya. Bila aku terlahir di atas putihnya kertas yang menjadi hitam ku berdoa & berusaha menjadikannya abu-abu & kembali menjadi putih.

Senin, 23 November 2015

KISAH INSPIRASI: IZINKAN SAYA BERZINA DENGAN ANAK BAPAK


Suatu hari sepasang muda-mudi akan pergi untukberjalan-jalan. Setibanya pemuda di rumah orang tua sang gadis untuk menjemputnya.
Gadis: Masuk dulu ya, bertemu sama ayah
Pemuda : Boleh kah?
Gadis: Masuk saja, saya bersiap-siap dulu.
Masuklah sang pemuda melalui pintu utama. Pintu yang siap terbuka mengelu-elukan kedatangan si pemuda.
Pemuda : Assalamualaikum.
Ayah Gadis : waalaikumussalam!
Mendengar lantangnya suara Ayah si gadis, si pemuda kaku membatu. Lantas si gadis menyadarkan pemuda dari lamunan itu. Entah apa yang dipikirkannya.
Gadis : Mari, silahkan duduk
Pemuda : eh.,iyaa
Setelah mengucapkan salam dan berjabat tangan, duduklah si Pemuda di kursi yang hampir menghadap Ayah si gadis. Hanya koran yang menjadi ‘sitroh’ antara mereka.
Ayah Gadis : hendak jalan kemana hari ini?
Pemuda : ke Kota saja Pak, dia mau mencari barang katanya. entah barang apa saya tidak tahu.
Ayah Gadis : oh..
Pemuda : . . .
Hampir 5 menit suasana senyap tanpa suara. Dan ibu si gadis keluar dari ruang belakang membawa air dan kue kering. Si Pemuda pun tersenyum manis.
Ibu Gadis : Silahkan diminum dulu nak. Kamu sudah sarapan?
Pemuda : eh, Sudah Bu. Terima kasih.
Ibu Gadis : kamu ini malu-malu segala dengan kami.
Pemuda : saya hanya segan Bu. Hehe
Ayah Gadis : kapan kamu mau mengirim rombongan (lamaran)?
Ibu Gadis : eh, ayah ini?
Pemuda : hmm. Saya belum memiliki banyak uang Pak. Hehe
Ayah Gadis : kamu bawa anak kami kesana-kemari. Apa orang kata nanti?
Pemuda: (sebenarnya Malu dengan orang lain, serta malu dengan Allah). Setiap kami pergi kami selalu naik mobil Pak, tidak pernah berdekatan apalagi sampai bergandeng tangan. Oh iya, bisa saya tanya sedikit Pak?
Ayah Gadis : tentu saja, silahkan!
Pemuda : bapak dan ibu ingin saya menyediakan uang berapa untuk lamaran ini?
Ibu Gadis : kalau bisa Rp.20.000.000,-
Ayah Gadis : ehh, tapi kalau bisa lebih besar dari orang sebelah yang naksir juga sama gadis.
Pemuda : Maaf, Berapa itu Bu?
Ayah Gadis : Rp.40.000.000,- syukur-syukur bisa lebih
Pemuda : (Ya Allah, whhooa.. Rp.40.000.000,- darimana saya dapat uang sebanyak itu, aduh) Besar sekali Pak, apakah tidak bisa lebih sedikit, kita buat acara sederhana saja. Cukup mengudang keluarga, saudara dan tetangga dekat?
Ayah Gadis : itu nasib kamu nak, kamu yang akan menikahi anak kami. Lagipula dialah satu-satunya anak perempuan kami.
Si Pemuda pun hampir hilang akal ketika disebutkan ‘harga’ si gadis itu. Dan si Pemuda mencoba kembali berdiskusi dengan orang tua gadis pujaan hatinya.
Pemuda : Boleh saya bertanya lagi, apakah anak bapak pandai memasak?
Ayah Gadis : hmm,.boro-boro. Bangun tidur saja jam 10 lebih, bukan bangun pagi lagi itu. Habis bangun terus langsung makan siang.
Ibu Gadis : Apa sih ayahnya ini, anaknya mau dijadikan istri, dia malah cerita yang jelek-jelek.
Ayah Gadis : Ibunya pun sama suka terlambat bangun juga.
Ibu Gadis : ih ayah ini!
Pemuda: (bengong) Ehh.. iya cukup pak,
sekarang saya sudah tau. Kalau boleh bertanya lagi, bisa kah dia membaca Qur’an?
Ibu Gadis: bisa sedikit-sedikit kok
Pemuda : belajar dengan maknanya?
Ibu Gadis : mungkin.
Pemuda : hmm.
Ibu Gadis : kenapa?
Pemuda : Oh, tidak apa – apa bu. Pertanyaan terakhir, apakah dia rajin sholat?
Ayah Gadis : Apa maksud kamu tanya semua ini !? Dia kan dekat dengan kamu. Harusnya kamu juga tahu.
Pemuda : Setiap sedang diluar dan saya ajak sholat, dia selalu bilang sedang datang bulan. Sedikit – sedikit datang bulan. Saya jadi bingung, sebenarnya dia bisa sholat tidak.
Ayah dan Ibunya begitu kaget. Dan pada wajahnya begitu kemerahan menahan amarah.
Pemuda : Boleh saya sambung lagi. Dia tak bisa masak, tak bisa sholat, tak bisa mengaji, tak bisa menutup aurat dengan baik. Sebelum dia menjadi istri saya, dosa-dosanya juga akan menjadi dosa bapak dan ibu. Lagipula tak pantas rasanya dia dihargai Rp.40.000.000,-. Kecuali dia hafidz Qur’an 30 juz dalam kepala, pandai menjaga aurat, diri, dan batasan-batasan agamanya. Barulah dengan mahar Rp.100.000.000,-pun saya usahakan untuk membayar.
Tapi jika segala sesuatunya tidak harus dibayar mahal mengapa harus dipaksakan untuk dibayar mahal ? Seperti halnya mahar. Sebab sebaik-baik pernikahan adalah serendah-rendah mahar. Mata ayah si gadis direnung tajam oleh mata ibu si gadis. Keduanya diam tanpa suara.
Sekarang ketiganya menundukkan kepala. Memang sebagian adat menjadikan anak perempuan untuk dijadikan objek pemuas hati menunjukkan kekayaan dan bermegah-megah dengan apa yang ada, terutama pada pernikahan. Adat budaya mengalahkan masalah agama. Para orang tua membiarkan bahkan menginginkan anak perempuan dihias dan dibuat pertunjukkan di muka umum.
Sedangkan pada saat akad telah dilafadz oleh suami, segala dosa anak perempuan sudah mulai ditanggung oleh si suami.
Ayah Gadis : tapi kan, ayah hanya ingin anak ayah merasakan sedikit kemewahan. Hal seperti tu kan hanya terjadi sekali seumur hidup.
Pemuda : Bapak ingin anak bapak merasakan kemewahan?
Ibu Gadis : tentulah kami berdua pun turut gembira.
Pemuda : sungguh demikian ? boleh saya sambung lagi? bapak, ibu.. saya bukanlah siapa – siapa. Sekarang dosa anak Bapak, Bapak juga yang tanggung. Esok lusa setelah akad nikah terus dosa dia saya yang tanggung.
Belum lagi pasti bapak dan ibu ingin kami bersanding lama di pelaminan yang megah, anak Ibu dirias dengan riasan secantik-cantik­nya dengan make up dan baju paling mahal, di hadapan ratusan undangan agar kami terlihat mewah pula. Salain setiap mata yang memandang kami akan mendapat dosa. Apakah begitu penting hal tersebut jika dalam kehidupan sehari-hari kita malah berusaha untuk hidup sesederhana mungkin tanpa berlebih-lebihan.
Ibu si gadis segera mengambil langkah mudah dengan menarik diri dari pembicaraan itu. Si ibu tahu, si pemuda berbicara menggunakan fakta islam. Dan tidak mungkin ibu si gadis dapat melawan kata si pemuda itu.
Ayah Gadis : Kamu mau berbicara mengajari masalah agama di depan kami?
Pemuda : ehh. maaf pak. Bukan saya hendak berbicara / mengajari masalah agama. Tapi itulah hakikat. Terkadang kita terlalu memandang pada adat sampai lupa agama.
Ayah Gadis : sudah lah. Kamu sediakan Rp.40.000.000,- kemudian kita bicarakan lebih lanjut. Kalau tidak ada, kamu tak bisa kimpoi dengan anak ku!
Pemuda : Semakin lama lah hal itu. Mungkin di umur saya 30 atau lebih, saya baru bisa mengumpulkan uang tersebut dan bisa masuk meminang anak bapak.
Baiklah, .kalau memang bapak berharap tetap demikian, maka ’izinkan saya berzina dengan anak bapak’?
Ayah Gadis : hei! Kamu sudah berlebihan!, kamu jaga baik-baik omongan kamu itu.
Pemuda : dengar dulu penjelasan saya pak. Apa bapak tahu alas an orang berzina dan banyak orang memiliki anak di luar nikah? Sebab salah satunya hal seperti ini lah pak. Selalu saja orang tua perempuan menempatkan puluhan juta rupiah untuk mahar, harus menunggu si pria mempunyai pekerjaan dengan gaji begitu tinggi, sampai pihak pria terpaksa menunda keinginan untuk menikah. Tetapi cinta dan nafsu kalau tidak diwadahi dengan baik, setan yang jadi pihak ketiga untuk menyesatkan manusia.
Terlebih di zaman seperti ini yang cobaan dan kondisinya tidak seperti zaman bapak dan ibu dulu. Akhirnya mereka mengambil jalan pintas memuaskan nafsu serakah dengan berzina. Pertama memang hal yang ringan-ringan dulu pak, pegang-pegangan tangan, saling memeluk, dan sebagainya. Tapi semakin lama akan menjadi hal berat. Yang berat-berat itu bapak sendiri pun bisa membayangkan.
Ayah Gadis : lantas apa kaitan kamu dengan hendak berzina pula !?
Pemuda : Begini logikanya. Sepertinya yang terjadi dengan anak-anak lainnya. Bapak tidak memberi izin kami menikah sekarang, biar ada berpuluh juta uang dulu baru bisa menikah.
Kami hendak melepaskan nafsu bagaimana pak? setiap harinya kami mengenal lebih dekat dan semakin dewasa. Dia meminta saya menengoknya, semakin cinta saling melepas rasa rindu. Susah pak, itu Nafsu yang diberikan kepada manusia. Sebab itu saya dengan rendah hati meminta izin pada bapak untuk berzina dengan anak bapak. Terlepas apakah yang penting bapak tahu saya dan dia hendak berzina. Sebab rata-rata orang yang berzina itu orang tua tidak tau pak, tidak. Kelihatannya pemuda -pemudi zaman sekarang biasa-biasa saja padahal sebenarnya sudah pernah bahkan sering berzina. Ironisnya banyak orang menganggap hal itu tidak tabu lagi. Berzina bukan saja hal yang ehem-ehem saja. Ada zina-zina ringan, zina mata, zina lidah, zina telinga dll. Tapi sebab hal ringan itu lah yang akan menjadi berat.
Ayah Gadis : hmm. Kamu ini begitu pelik dan memperumit saja. Beruntung kamu bukan orang lain. Kalau orang lain, sudah dari tadi saya angkat parang. Begini nak, Tapi kalau tidak ada uang, bagaimana kamu akan memberi dia makan??
Pemuda : hehe. Bapak. lupakah Bapak dengan apa yang telah Allah pesankan pada kita.
“Dan menikahlah orang-orang bujang (pria dan perempuan) dari kalangan kamu, dan orang-orang yang sholeh dari hamba-hamba kamu, pria dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka. sesungguhnya karunia Allah Maha luas (rahmat dan karunianya), lagi Maha Mengetahui.” (An Nur 32).
Apakah kita tak yakin dengan apa yang Allah janjikan. Bapak dan Ibu juga pernah lah menjadi muda. Masalah datangnya harta, selagi kita terus berusaha itu adalah Rahmat-Nya yang sudah ditakdirkan pada tiap-tiap hamba-Nya. Lagipula pak, kalau makan dan minum itu Insya Allah, saya sanggup untuk memberikannya. Tempat tinggal bisa kita bicarakan lagi. Kalau hal ini bisa menghalangi kami dari melakukan dosa dan sia-sia. Apakah tidak lebih baik disegerakan. Bapak pun tak mau hal-hal tak tidak diinginkan terjadi.
Bapak si Gadis Diam tanpa kata, merenung kata – kata si pemuda, berusaha memikirkan cara untuk mematahkan kata-kata si Pemuda. Dan ayah si gadis mendapat akal.
Ayah Gadis : kamu tahu lah zaman sekarang ni. Kalau mengikuti cara kamu itu. Mungkin kamu tidak suka dengan acara persandingan yang mewah, Bapak bisa terima. Tapi kamu apa bisa menerima apa yang akan orang-orang katakan. Orang akan mengatakan anak aku ‘kecelakaan’ dan terpaksa menikah dengan kamu. Mau ditaruh dimana muka ini.
Pemuda : bagus juga pikiran bapak itu. Kalau ‘kecelakaan’ mana mau saya menikahi anak bapak. Karena akan selamanya menjadi haram, orang yang zina tidak akan pernah menjadi halal sekalipun dengan pernikahan. Kalau bapak memaksa ya sudah. Bisa ikut nikah masal kan bagus juga bisa berhemat tapi tetap ramai.
Ayah Gadis : serius lah nak!
Pemuda : begini pak, sekali lagi rasanya tidak perlu membayar puluhan juta dan mahar yang berlebihan sehingga memaksa diluar kemampuan. Tapi saya tak mengatakan tidak ada walimatul urus. Sedang walimatul urus itu tetap perlu dan disesuaikan dengan kemampuan. itu cara islam. Saya bukan hendak macam-macam dengan bapak. Syariat memang seperti itu. Maha baiknya Allah sebab masih menjaga kita selama ini, tapi hal sepele seperti ini pun kita masih memandang ringan dan kita tak percaya dengan apa yang telah Allah janjikan.
Saya benar-benar minta maaf kalau ada kata-kata saya yang membuat bapak tidak senag terhadap saya. Tidak juga bermaksud tidak takdzim dengan bapak dan ibu. Segalanya kita serahkan pada Allah, kita hanya bisa merencanakan saja.
Azan dzuhur berkumandang, jaraknya tidak sampai 10 rumah dengan rumah si gadis. Si pemuda memohon untuk ke surau dan mengajak bapak si untuk pergi bersama. Namun ajakan ditolak dengan lembut. Lantas sang pemuda memberi salam dan memohon untuk keluar.
Di pinggir jendela tua si gadis melihat si pemuda mengeluarkan kopiah dari sakunya dan segera di pakainya. Lalu masuk mobil dan hilang dari penglihatan si gadis tadi.
Sedang si gadis yang sedari tadi berdiri di balik tirai bersama ibunya meneteskan air mata mendengar curahan kata-kata si pemuda terhadap ayahnya. Kerudung lebar pemberian si pemuda sebagai hadiah padanya yang lalu digenggam erat. Ibu si gadis juga meneteskan air mata melihat pada perilaku anaknya. Segera ibu dan si gadis ke ruang tamu menghadap ayahnya.
Ibu Gadis : Apa yang anak itu katakan benar. Kita ini tak pernah memperhatikan syariat-syariat ringan agama selama ini. Terlalu melihat dunia, adat dan apa kata orang. Padahal mereka tak pernah juga peduli pada kita.
Ayah Gadis : hmm.. entahlah, ayah tak tahu. Begitu keras yang anak itu katakan tadi. Dia berpesan tadi, kamu suruh bersiap, lalu setelah dzuhur dia jemput kamu.
Gadis : sudah tidak ada semangat untuk pergi ayah. Kemudian si gadis menggapai telepon genggamnya dan mengetik pesan.
Si Pemuda yang selesai mengambil wudhu tersenyum saat membaca pesan yang baru saja diterima dari si gadis,
“Andai Allah telah memilih dirimu untukku, aku ridho dan akan terus bersama mu, apapun yang ada pada dirimu dan yang kamu miliki, aku juga akan terus pada agama yang ada padamu. Siang ini ga ada mood untuk keluar, maaf. Minggu depan ayah menyuruh kirim rombongan (lamaran) untuk ke rumah.“
***
Terkadang kisah seperti diatas masih saja sering terjadi. Wahai kalian pemuda dan pemudi yang dirahmati Allah, jika kalian merasa telah mampu dan yakin untuk menikah. maka segerakanlah. Sungguh- sungguh merugi orang yang menunda-nunda terhadap rahmatnya Allah. Silahkan SHARE dan berikan KOMENTAR ya.

Rabu, 19 Agustus 2015

PEMBERI HARAPAN PALSU


Pernahkah kamu merasakan sedih karena menjadi korban pemberi harapan palsu (PHP)? Sungguh menyakitkan memang, jika kita benar-benar mencintai seseorang yang kita anggap orang tersebut juga tulus mencintai kita juga. Tapi faktanya ia hanya  memberikan kita banyak sekali harapan-harapan palsu. Setelah pada akhirnya ketahuan juga kalau ternyata semua itu hanyalah harapan palsu dan kedustaan yang di bumbui dengan sejuta keindahan yang sangat menipu.
Sakit memang sakit, dan itu pasti. Saat kita sudah tahu dan sadar bahwa kita telah di khianati oleh orang yang selama ini sangat kita cintai. Semua perasaan mungkin akan melebur menjadi satu, ada rasa sedih, benci, hancur, galau, bahkan terkadang ada secuil perasaan seperti ingin mati. Tapi meskipun begitu kita tidak boleh putus asa dan terus terlarut dalam kesedihan. Kita harus mengambil hikmah dan sisi-sisi positif dari setiap kejadian yang telah terjadi. Jadi semuanya sebagai pelajaran agar ke depannya kita lebih waspada dan berhati-hati.
Neh beberapa puisi buat kamu sebagai korban Pemberi Harapan Palsu

Lelah hatiku mencintaimu
Telah habis sudah harap ku tentang mu
Setelah sekian lama aku mencintaimu
Hidup ku berantakan karena mu

Dari pertama kenapa tak jujur
Jika hati mu tak mau berbaur
Kenapa cinta ku tak pernah kau ukur
Hingga akhirnya cinta kita berbeda jalur

Tak pernah kah di hatimu benar-benar ada rasa
Setelah sekian lama kita bersama
Akhirnya kini terungkap sudah semua
Kalau sebenarnya di hati mu tak ada cinta

Pergi saja kau dari hidup ku
Dan bawa semua dusta mu dari ku
Jangan lagi kau beri harapan pada ku
Karena semua harapan mu semu bagiku

Pergilah sana kau pemberi harapan palsu
Kau beri aku air tuba setelah aku beri susu
Pergilah sana pemberi harapan palsu
Jelas sudah semua keindahan mu adalah palsu

Jumat, 03 April 2015

Darimu Kutemukan Cinta


Di kalaku dilanda sepi..
Kutak pernah temukan sebuah arti..
Bahwa cinta ada dan tercipta..
Sungguh menggema dalam dasar hatiku..
Berparaskan sosok elok yang menawan..
Dengan jiwanya yang tulus suci..
Mencintai tanpa mengharapkan cinta..
Kumencari cinta, padahal dia di hati..
Kutak tau di mana cinta harus diberi..
Dan pada siapa harus kurasakan..
Cinta yang dulu ada, kini tlah sirna..
Namun kutak ingin terus tenggelam..
Dan tak henti berharap di dalam cinta..
Suatu ketika kutemukan lembaran baru..
Yang masih bersih tiada noda..
Kukan goreskan kisahku yang paling indah..
Dan menjaganya agar tetap bersih...
Karena darimulah kutemukan cintaku..
Yang mampu ajarkanku sluruh arti..
Bahwa ketulusan adalah kunci semuanya..
Engkau berikan itu, untuk buka hatimu..
Tetaplah singgah dan jangan pergi dari hatiku..

With Friends....